Malu Saat Ayahnya Datang ke Kantor, Pemuda Ini Kaget Lihat Bosnya Membungkuk, Ternyata


Dikisahkan, Li adalah seorang pensiunan tentara. Usianya saat ini telah hampir menginjak 60 tahun. Selama bertugas dulu ia mengalami cidera parah hingga harus kehilangan sebagian kakinya, akhirnya ia pun harus meninggalkan kesatuan lebih awal.
Tak lama, Li yang mengalami kesulitan ekonomi pun kini terpaksa harus bekerja serabutan. Pergi kesana-kemari, bergonta-ganti pekerjaan hingga akhirnya sekarang ia menjadi petugas kebersihan.
Disisi lain ia memiliki seorang anak yang telah tumbuh dewasa. Anak Li, Huy bekerja di sebuah perusahaan di kota itu. Meski tinggal di rumah yang sama, hubungan keduanya tak begitu baik.
Li menyadari sebagian itu kesalahannya, ia tak punya banyak waktu untuk mengajar dan menemani Huy diwaktu kecil. Hingga Huy kini menjadi apatis kepadanya.
Tentu saja bukan hanya waktu yang jadi permasalahan, tapi juga pelik ekonomi. Meski telah bekerja bertahun-tahun namun Li tetap tidak mampu barang-barang yang umumnya dimiliki sebuah keluarga.
Hubungan keduanya pun semakin memburuk, apalagi setelah sang istri meninggal karena sakit. Jarak antara keduanya semakin menjauh. yang terlihat hanya seorang anak yang malu pada ayahnya.
Bukan berarti Li tidak berusaha menemukan pekerjaan yang lebih baik, namun karena keterbatasannya

Tak seperti biasanya, pagi itu Huy berangkat kerja dengan terburu-buru. Ia pun tak sengaja meninggalkan dokumen yang terlihat penting dirumah. Li yang melihatnya pun berinisiatif untuk mengantarkannya ke kantor.
Mungkin karena rute yang berbeda, ternyata Li tiba lebih dahulu dibandingkan anaknya. Ia bertanya pada pegawai kantor itu "apakah Huy telah tiba di kantor". Melihat baju lusuh yang dikenakan Li, pegawai wanita itu menatapnya dengan heran dan curiga, ia pun menjawab bahwa Huy masih belum datang.
Tak lama setelahnya, Huy pun datang kekantor. Saat melihat ayahnya, ia justru merasa malu dan segera mempercepat langkahnya. Li yang saat itu hanya fokus untuk mengantarkan dokumen anaknya pun memanggil Huy berulangkali dengan suara yang cukup keras hingga semua mata tertuju pada mereka berdua.
Akhirnya Huy yang melihat dokumen yang dibawa ayahnya datang menghampiri. Ayahnya berkata "Huy, ini dokumen kamu, sepertinya penting dan kamu meninggalkannya di rumah, jadi ayah datang ke kantor untuk mengantarkannya padamu"
Huy mengambilnya dan kemudian sedikit berbisik, "baik ayah, terima kasih sudah mengantarkannya, sekarang ayah boleh pulang". Terlihat jelas di wajahnya bahwa saat itu ia merasa malu bukan main dengan keadaan ayahnya.
Saat mengantarnya berjalan menuju pintu keluar, tanpa diduga ternyata direktur perusahaan itu datang. Pria yang lebih muda dari Li itu tiba-tiba menatap jauh kedalam wajah Li. Ia kemudian berkata "Hallo Kapten" dengan menundukkan kepalanya kepada Li. Direktur itu pun kemudian memeluk erat Li sembari meneteskan air mata.
Butuh waktu bagi Li untuk menyadarinya, ternyata itu adalah Dong. "Dong, ya, kamu Dong kan ? sudah 30 tahun tapi kamu masih ingat kepada saya ?"
Dengan air mata yang masih mengalir Dong menjawab "Kapten, selama hidup ini bagaimana mungkin saya lupa dengan anda. Tanpa pengorbanan anda, mungkin saat ini saya tidak ada lagi disini"
Li segera memanggil anaknya dan segera menyuruhnya untuk menyapa Dong. Dong bercerita "30 tahun lalu, ayah mu ini adalah kapten saya di kesatuan, ia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nyawa saya, hingga akhirnya harus kehilangan satu kakinya"
"Setelah tugas di ketentaraan usai, saya terus mencarinya, namun karena ia mengganti alamatnya saya tak bisa menemukannya".
Setelah mendengar cerita itu Huy pun menyadari kesalahannya, dalam hatinya ia menangis. Selama ini ia belum bisa mengerti mengenai ayahnya. Ternyata kekurangan yang dimiliki Li terjadi demi sebuah pengorbanan yang luar biasa. Perasaan malu yang tadinya ada padanya seketika sirna. Ia memeluk erat ayahnya, menganggkat kepala dan bangga akan ayahnya.

Sumber : www.youtube.com/watch?v=fFm42N6N7tY | dengan analisis penulis.

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==